PEMBUKAAN UPACARA
PEMBUKAAN/PENUTUPAN,PERKEMAHAN,DAN PELANTIKAN PENGGALANG RAMU KE PENGGALANG
RAKIT.PENGAGALANG RAKIT KE PENGALANG TERAP GUDEP 003-004 PANGKALAN SMP N 1
PONCOWARNO,SEGERA DI MULAI
1.PEMIMPIN
PLETON MENYIAPKAN PLETONYA MASING-MASING
2.PRATAMA
MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
3.PENGHORMATAN
KEPADA PRATAMA DI PIMPIN PLETON YANG PALING KANAN
4.LAPORAN
PEMIMPIN PLETON KEPADA PRATAMA
5.PEMBINA
UPACARA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
6.PENGHORMATAN
KEPADA PEMBINA UPACARA DIPIMPIN OLEH PRATAMA
7.LAPORAN
PRATAMA KEPADA PEMBINA UPACARA BAHWA UPACARA SIAP DIMULAI
8.PENGIBARAN
SANG MERAH PUTIH => PENURUNAN
9.PEMBACAAN
TEKS PANCASILA, TRI SATYA, DAN DASADARMA
10.LAPORAN
KETUA PENYELENGGARA
11.AMANAT
PEMBINA UPACARA
12.PENYEMATAN TANDA
PESERTA
13.PEMBACAAN
DO’A
14.LAPORANPRATAMA KEPADA PEMBINA BAHWA UPACARA TELAH
SELESAI
15.PENGHORMATAN
KEPADA PEMBINA UPACARA
16.PEMBINA
UPACARA MENINGGALKAN LAPANGAN UPACARA
17.PRATAMA
MENINGGALKAN LAPANGAN UPACARA, PASUKAN DI ISTIRAHATKAN
UPACARA PENYALAAN API DARMA SEGERA DI
MULAI
1.PRATAMA
MEMASUKI LAPANGAN UPACARADAN MENYIAPKAN BARISAN
2.PEMBINA
UPACARA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
3.PENGHORMATAN
KEPADA PEMBINA UPACARA
4.LAPORAN
PRATAMA KEPADA PEMBINA UPACARA
5.PENYALAAN
API DARMA
6.AMANATPEMBINA UPACARA
7.LAPORAN
PRATAMA KEPADA PEMBINA UPACARA
8.PENGHORMATAN
KEPADA PEMBINA UPACARA
9.PEMBINA
UPACARA MENINGGALKAN LAPANGAN UPACARA
10.PRATAMA
UPACARA MENINGGALKAN LAPANAN UPACARA , PASUKAN DI ISTIRAHATKAN
UPACARA PELANTIKAN PENGGALANG RAMU KE PENGGALANG RAKIT GUDEP
003-004 PANGKALAN SMP N 1 PONCOWARNO,SEGERA DI MULAI
1.PEMIMPIN
UPACARA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
2.PEMIMPIN
UPACARA MENYIAPKANPASUKAN
3.PEMBINA
UPACARA MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
4.PESERTA
YANG AKAN DILANTIK
5.BENDERA
MERAH PUTIH MEMASUKI LAPANGAN UPACARA
6.TANYA
JAWAB PELANTIKAN
7.BENDERA
MERAH PUTIH MENINGGALKAN LAPANGAN UPACARA
Sejarah dapat memberikan landasan atau titik
tolak terjadinya berbagai peristiwa. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri,
melainkan selalu berhubungan dan saling berpengaruh antar peristiwa di dalam
sistem gerak dan perubahan. Oleh karena itu, sejarah memberikan landasan bagi
kaum pelajar dan praktis kehidupan mengamati dan mengubah dunia, baik pada masa
sekarang, maupun untuk masa-masa yang akan datang. Dengan mengetahui arti dan
kaedah-kaedah peristiwa yang telah terjadi pada masa yang silam, maka manusia
diharapkan akan mampu menempatkan diri serta menata lingkungannya dalam usaha
menciptakan kehidupan yang lebih baik, baik pada masa sekarang maupun pada masa
yang akan datang[1].
Dengan adanya beberapa kenyataan diatas, maka
dengan mempelajari sejarah pendidikan, khususnya pendidikan Islam pada masa
kemerdekaan. Maka para pendidik serta pembina
pendidikan diharapkan akan memperoleh bahan-bahan pemikiran dan tindakan kearah
usaha-usaha memajukan pendidikan.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Pendidikan pada masa kemerdekaan
2. Keadaan masyarakat pada masa orde
lama
3. Semangat bergulirnya pemikiran
dari tokoh pendidikan klasik
4. Pendidikan insonesia setelah
kemerdekaan
A.TUJUAN
1. Mengetahui Pendidikan pada masa
kemerdekaan
2. MengetahuiKeadaan masyarakat pada masa orde lama
3. Mengetahui Semangat bergulirnya
pemikiran dari tokoh pendidikan klasik
4. Mengetahui Pendidikan insonesia
setelah kemerdekaan
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pendidikan Pada Masa Kemerdekaan
Perkembangan
pendidikan semenjak kita mencapai kemerdekaan memberikan gambaran yang penuh
dengan kesulitan. Pada masa ini, usaha penting dari pemerintah Indonesia pada
permulaan adalah tokoh pendidik yang telah berjasa dalam zaman kolonial menjadi
menteri pengajaran. Dalam kongres pendidikan, Menteri Pengajaran dan Pendidikan
tersebut membentuk panitia perancang RUU mengenai pendidikan dan pengajaran.
Hal ini dimaksudkan untuk membentuk sebuah sistem pendidikan yang berlandaskan
pada ideologi bangsa Indonesia sendiri.
Praktek
pendidikan zaman Indonesia merdeka sampai tahun 1965 bisa dikatakan banyak
dipengaruhi oleh sistem pendidikan Belanda. Praktek pendidikan zaman kolonial
Belanda ditujukan untuk mengembangkan kemampuan penduduk pribumi
secepat-cepatnya melalui pendidikan Barat. Praktek pendidikan kolonial ini
tetap menunjukkan diskriminasi antara anak pejabat dengan anak kebanyakan. Kesempatan luas tetap saja diperoleh
anak-anak dari lapisan atas. Dengan demikian, sesungguhnya tujuan pendidikan
adalah demi kepentingan penjajah untuk dapat melangsungkan penjajahannya.
Yakni, menciptakan tenaga kerja yang bisa menjalankan tugas-tugas penjajah
dalam mengeksploitasi sumber dan kekayaan alam Indonesia. Di samping itu,
dengan pendidikan model Barat akan diharapkan muncul kaum bumi putera yang
berbudaya barat, sehingga tersisih dari kehidupan masyarakat kebanyakan.
Pendidikan zaman Belanda membedakan antara pendidikan orang priyayidengan orang
pribumi. Demikian pula bahasa yang digunakan berbeda. Namun perlu dicatat,
betapapun juga pendidikan Barat (Belanda) memiliki peran yang penting dalam melahirkan
pejuang-pejuang yang akhirnya berhasil melahirkan kemerdekaan Indonesia.
Pada zaman
Jepang meski hanya dalam tempo yang singkat,
tetapi bagi dunia pendidikan Indonesia memiliki arti yang amat signifikan.
Sebab, lewat pendidikan Jepanglah sistem pendidikan disatukan. Tidak ada lagi
pendidikan bagi orang asing dengan pengantar bahasa Belanda[2].
Satu sistem
pendidikan nasional tersebut diteruskan setelah bangsa Indonesia berhasil
merebut kemerdekaan dari penjajah Jepang. Pemerintah
Indonesia berupaya melaksanakan pendidikan nasional yang berlandaskan pada
budaya bangsa sendiri. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk menciptakan
warga negara yang sosial, demokratis, cakap dan bertanggung jawab dan siap
sedia menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk negara. Praktek pendidikan selepas
penjajahan menekankan pengembangan jiwa patriotisme. Bisa dianalisis bahwa praktek pendidikan tidak bisa
dilepaskan dari lingkungan, baik lingkungan sosial, politik, ekonomi maupun
lingkungan lainnya. Pada masa ini, lingkungan politik terasa mendominir praktek
pendidikan. Upaya membangkitkan patriotisme dan nasionalisme terasa berlebihan,
sehingga menurunkan kualitas pendidikan itu sendiri.
B.Keadaan Masyarakat Pada Masa
Orde Lama
Sesudah
proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terjadi perubahan kehidupan
sosial dalam masyarakat Indonesia. Pada waktu zaman kolonial Belanda adanya
diskriminasi sebagai ciri pokoknya menempatkan bangsa Belanda sebagai warga
negara kelas satu, kemudian timur asing dan yang terakhir adalah golongan
pribumi Indonesia. Struktur itu berubah lagi setelah zaman pendudukan Jepang
tingkatannya meliputi kelas 1 adalah orang Jepang, Pribumi Indonesia kelas 2,
dan Timur Asing dan Indo menjadi warga negara kelas 3.
Setelah
Indonesia merdeka diskriminasi yang pernah dilakukan oleh kolonial Belanda
maupun Jepang dihapuskan. Indonesia tidak mengadakan perbedaan perlakuan
berdasarkan ras, keturunan, agama, atau kepercayaan yang dianut warga
negaranya. Semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama[3].
Namun, di sana-sini masih terdapat sisa-sisa semangat diskriminasi dari zaman penjajahan
yang harus kita lenyapkan.
Tetapi zaman
permulaan yang penuh semangat kebangsaan dalam menghadapi musuh dari luar,
seperti ancaman Belanda yang masih selalu berusaha kembali ke Indonesia bersama
NICA, juga mulai masuk musuh dari dalam yang berbentuk pengaruh ideologi
Komunis. Akhirnya PKI menjadi partai politik yang terbesar dan terkuat.
Pengaruh ini mulai masuk ke dalam parpol seperti PNI dengan mengubah namanya
menjadi Marhaenism dari PNI menjadi Marxisme yang diterapkan dalam kondisi Indonesia.
C.Semangat Bergulirnya Pemikiran Dari
Tokoh Pendidikan Klasik
1. Ki Hajar Dewantoro
Ki Hajar
Dewantoro adalah Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yang banyak mengkonsep
sistem pendidikan nasional pada masa awal kemerdekaan. Visi, misi dan tujuan
pendidikan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantoro adalah bahwa pendidikan sebagai
alat perjuangan untuk mengangkat harkat, martabat dan kemajuan umat manusia
secara universal. Sehingga mereka mampu berdiri kokoh sejajar dengan
bangsa-bangsa lain yang telah maju dan tetap berpijak kepada identitas dirinya
sebagai bangsa yang telah memiliki peradaban dan kebudayaan yang berbeda dengan
bangsa lain.
Selanjutnya Ki
Hajar Dewantoro juga menginginkan agar pendidikan yang diberikan kepada bangsa
Indonesia adalah pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman, yaitu pendidikan
yang dapat membawa kemajuan bagi peserta didik. Ungkapan ini merupakan respon
dari adanya pendidikan yang diberikan oleh pemerintah Belanda kepada rakyat
kita, yaitu pendidikan yang mengajarkan hal-hal yang sulit dipelajari tetapi
tidak berfungsi untuk masa depan.
2. Hasyim Asy’ari
Gagasan Hasyim
Asy’ari adalah bahwa untuk berjuang mewujudkan cita-cita nasional termasuk
dalam bidang pendidikan, diperlukan wadah berupa organisasi pada tahun 1926 ia
mendirikan Jam’iyah Nahdlatul Ulama, dalam organisasi ini Hasyim Asy’ari
berjuang membina dan menggerakkan masyarakat melalui pendidikan. Beliau juga
mendirikan pondok pesantren sebagai basis pendidikan dan perjuangan melawan
Belanda.
3. K.H. Ahmad Dahlan
Selain itu,
Ahmad Dahlan juga berpandangan bahwa pendidikan harus membekali siswa dengan
pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan untuk mencapai kehidupan dunia.
Oleh karena itu, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang sesuai dengan
tuntutan masyarakat dimana siswa itu hidup. Dengan pendapatnya yang demikian
itu, sesungguhnya Ahmad Dahlan mengkritik kaum tradisionalis yang menjalankan
model pendidikan yang diwarisi secara turun temurun tanpa mencoba melihat relevansinya
dengan perkembangan zaman.
Ahmad Dahlan sadar, bahwa tingkat partisipasi muslim yang rendah dalam
sektor-sektor pemerintahan itu karena kebijakan pemerintah kolonial yang
menutup peluang bagi muslim untuk masuk. Berkaitan dengan kenyataan serupa ini,
maka Ahmad Dahlan berusaha memperbaikinya dengan memberikan pencerahan tentang
pentingnya pendidikan yang sesuai perkembangan zaman bagi kemajuan bangsa.
Berkaitan dengan masalah ini Ahmad Dahlan mengutip ayat 11 surat al-Ra’du yang artinya:
Sesungguhnya Tuhan tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga mereka
mengubah apa yang ada pada diri mereka[4].
Upaya
mewujudkan visi, misi dan tujuan pendidikan sebagaimana tersebut di atas
dilaksanakan lebih lanjut melalui organisasi Muhammadiyah yang didirikannya.
Salah satu kegiatan atau program unggulan organisasi ini adalah bidang
pendidikan. Sekolah Muhammadiyah yang pertama berdiri satu tahun sebelum
Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi berdiri. Pada tahun 1911 Ahmad Dahlan
mendirikan sebuah madrasah yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan kaum
muslimin terhadap pendidikan agama dan pada saat yang sama bisa memberikan mata
pelajaran umum.
D.Pendidikan di Indonesia Setelah
Kemerdekaan (1945-1969)
1. Departemen
Agama
Sejak awal kebanngkitan nasional, posisi agama sudah mulai di bicarakan dalam kaitannya dengan politik atau negara . Ada 2 pendapatyang di dukung oleh dua golongan yang bertentangan tentang hal itu. satu golongan berpendapat negara Indonesia merupakan negara sekuler atau negara yang dengan jelas memisahkan persoalan agama dan politik. golongan lainnnya berpendapat,negara Indonesia adalah negara islam meskipun persoalan itu belum selesai di pecahkan tampaknya para pemimpin bangsa Indonesia sudah bergerak jauh ke depan , memikirkan alternatif jalan tengah dari dua pendapat tersebut , mereka menganjurkan suatu negara yang mempunyai dasar penghargaan dan akan memajukan kegiatan keagamaan. dalam kerangka itulah depatermen agama di dirikan[5].
Tujuan dan
fungsi depatermen agama yang di rumuskan
pada tahun 1967 adalah sebagaiberikut;
i.Mengurus serta
mengatur pendidikan agama di sekolah sekolah, serta membimbing perguruan
perguruan agama.
ii.Mengikuti dan memperhatikan hal yang bersangkutan dengan
agama dan keagamaan
iii.Memberi penerangan
dan penyuluhan agama.
iv.Mengurus dan mengatur peradilan agama serta menyelesaikan
masalah yang berhubungan dengan agama.
v.Mengurus dan memperkembangkan IAIN perguruan tinggi agama
swasta dan pesantren luhur, serta mengurus dan mengawasi pendidikan agama pada
perguruan perguruan tinggi
vi.Mengatur, mengurus, dan mengawasi penyelenggaraan ibadah
haji.
2.Pendidikan
Salah satu tugas penting yang di lakukan Depatermen agama
adalah menyelenggarakan, mengawasi pendidikan agama. Lembaga lembaga pendidikan
islam sudah berkembang dalam beberapa bentuk sejak zaman penjajahan belanda.
Salah satu bentuk pendidikan islam tertua di Indonesia adalah pesantren yang
tersebar di berbagai pelosok yang di pimpin olrh seorang ulama atau kyai
lembaga ini tidak ada kurikulum yang jelas dan kemajuan seorang penuntut sangat
di tentukan oleh kerajinan,kesungguhan dan ketekunan masing masing.dengan
berkembangnya zaman di awal abad ke-20 persoalan administrasi dan organisasi
pendidikan mulai mendapat perhatian dari beberapa kalangan atau organisasi[6].
Belajar untuk memahami dan bukan sekedar menghafal ,
di tekankan , dan pengertian di tumbuhkan. Itulah yang d namakan dngan
madrasah. Madrasah ini di bagi menjadi dua jenjang yaitu madrasah ibtidaiyah
selama 5-7 tahun. Dan tingkat lanjutanyang di namakan madrasah
tsanawiyah selama 3-5 tahun. Akan tetapi semua yang sudah di rintis itu,
mengalami kemandegan karena terjadinya aksi militer belanda ke dua. Setelah
revolusi selesai, usaha untuk mengkoordinasi skolah sekolah agama mulai di mulai
kembali, bukan saja untuk jawa dan Sumatera melainkan seluruh Indonesia, separti
madrasah ibtidaiyah 6 tahun, tsanawiyah 4 tahun , aliyah 3 tahun , sekolah guru
agama islam5 tahun bagi lulusan sekolah dasar, 2 tahun bagi lulusan smp atau
tsanawiyah.
3.Hukum islam
Salah satu lembaga islam yang
sangat penting yang juga di tangani oleh depatermen agama adalah hukum atau syariat. Pengadilan islam
di Indonesia membatasi dirinya pada soal soal hukum muamalat yang bersifat
pribadi. Hukum muamalatpun terbatas pada masalah nikah,
cerai, rujuk, hokum waris, wakaf, hibah, dan baitul mal. Pelaksanaan hukum islam di Indonesia tetap
sajasulit dilakukan karena belum ada kompilasi,
apalagi modivikasi hukum islam yang di jadikan pegangan
. peraturan peraturan hukum islam yang di jadikan hukum masihterpencar dalam berbagai kitab
fiqh klasik yang jumlahnya sangat banyak.Pada tanggal 21 maret 1984 di
terbitkan surat keputusan bersama antara ketua MA dan menteri agama yang
menetapkan terbentuknya agama sebuah panitia dengan tugas menangani pelaksanaan
kompilasi .Cara kerja panitia ini di atur melalui 4 jalur[7];
a)Jalur pengkajian kitab fiqih fiqih lama .
b)Jalur ulama , khususnya ulama fiqih .
c)Jalur yurisprudensi.
d)Jalur studi perbandingan dengan Negara Negara lain.
Panitia
kompilasi ini menghasilkan 3 buku hukum ; hokum perkawinan, hukum warisan, hukum perwakafan.
4.Haji
Indonesia
termasuk negri yang banyak mengirim jamaah haji. Dimasa penjajahan tahun
kemuncak ialah tahun 1926 / 1927 ketika sekitar 5200 orang pergi ke mekah. Sungguhpun
angka itu baru pada tahun tahuun terakhir terlewati, tetapa umumnya dalam
keadaan biasa jumlah jamaah meningkat cepat karena memang keinginan menunaikan
ibadah haji semakin kuat. Angka tertinggi sampai tahun 1992 tercapai sekitar
17000 orang jamaah haji di berangkatkan. Sejak awal tahun 1970 banyak para
pejabat tinggi pemerintah termasuk menteri, yang tidakketinggalan berangkat ke
tanah suci. Bahkan dari kalangan merekalah amir al hajj ( pemimpin jaminan haji
). Indonesi di tunjuk .
Untuk meningkatkan mutu pelayanan,
pemerintah menyediakan tim pembimbing haji indonesia ( tphi ), tim pembimbing
haji daerah (tphd ) tim kesehatan haji indonesia 9 tkhi ) dan tim kesehatan
haji daerah ( tkhd ). Di samping itu pemerintah masih merasa perlu untuk
mengangkat tim pembimbing ibadah haji sesuai dengan aspirasi masyaakat ssejak
tahun 1980an di kenal adanya ongkos naik haji ( onh ) plus, yang tentu berbeda
dengan onh biasa ddalam hal pelayanan. Karena kelebihan pelayhanan itu, maka
biayanya juga lebih mahal dari onh biasa. Kelebihan biaya itu bertingkat
tingkat sesuai denganfasilitas yang
akan di terima oleh calon haji nanti. Fasilitas itu di antaranya sepert tidur
di hotel mewah, makan lezat dan terjamin , kendaraan antar jemput selama berada
di tanah suci, ber ac dan tidak terlalu lama menunggu lama di arab saudi.
Pelayanan yang mungkin berbeda ssebelem keberangkatan adalah ketika para jamaah
haji menerima bimbingan manasik haji.
5.Majlis Ulama Indonesia
Pertama kali majelis ulama
Indonesia didirikan pada masa pemeritahan soekarno. Dalam pedoman dasar majelis
ulama Indonesia berfungsi untuk[8] :
a.Member fatwa dan nasihat mengenai masalah keagamaan dan
kemasyarakatan kepada pemerintah dan umat islam umumnya sebagai amar ma’ruf
nahi mungkar, dalam usaha meningkatkan ketahanan nasional.
b.Mempererat ukhuwah islamiyah dan memelihara serta
meningkatkansuasana kerukunan antar
umat beragama dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
c.Mewakili umat islam dalam konsultasi antar umat beragama.
d.Penghubung antar ulama dan umara (pemerintah) serta
menjadi penerjemah timbale balik antara pemerintah dan umat guna menyukseskan
pembangunan nasional.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Praktek pendidikan zaman Indonesia merdeka
sampai tahun 1965 bisa dikatakan banyak dipengaruhi oleh sistem pendidikan
Belanda. Praktek pendidikan zaman kolonial Belanda ditujukan untuk
mengembangkan kemampuan penduduk pribumi secepat-cepatnya melalui pendidikan
Barat. Diharapkan praktek pendidikan. Praktek pendidikan kolonial ini tetap menunjukkan
diskriminasi antara anak pejabat dan anak kebanyakan. Kesempatan luas tetap
saja diperoleh anak-anak dari lapisan atas. Dengan demikian, sesungguhnya
tujuan pendidikan adalah demi kepentingan penjajah untuk dapat melangsungkan
penjajahannya. Yakni, menciptakan tenaga kerja yang bisa menjalankan
tugas-tugas penjajah dalam mengeksploitasi sumber dan kekayaan alam Indonesia.
Setelah
Indonesia merdeka diskriminasi yang pernah dilakukan oleh kolonial Belanda
maupun Jepang dihapuskan. Indonesia tidak mengadakan perbedaan perlakuan
berdasarkan ras, keturunan, agama, atau kepercayaan yang dianut warga
negaranya. Semua warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Namun, di
sana-sini masih terdapat sisa-sisa semangat diskriminasi dari zaman penjajahan
yang harus kita lenyapkan.
Ki Hajar Dewantoro adalah Bapak
Pendidikan Nasional Indonesia yang banyak mengkonsep sistem pendidikan nasional
pada masa awal kemerdekaan.
Gagasan
Hasyim Asy’ari adalah bahwa untuk berjuang mewujudkan cita-cita nasional
termasuk dalam bidang pendidikan, diperlukan wadah berupa organisasi pada tahun
1926 ia mendirikan Jam’iyah Nahdlatul Ulama, dalam organisasi ini Hasyim
Asy’ari berjuang membina dan menggerakkan masyarakat melalui pendidikan. Beliau juga mendirikan pondok pesantren sebagai basis
pendidikan dan perjuangan melawan Belanda.
B.SARAN
Para kakek-kakek pejuang
terdahulu kita begitu dengan gigihnya menata,mencetuskan ide,dan merealisasikan
pada posisi dan waktu yang begitu tepat.Hal itutentunya diperlukan suatu usaha yang serius pada zaman itu.Kita sebagai
generasi penerus bangsa agar lebih gigih lagi dalam belajaragar dapat menguasai ilmu
seluas-luasnya,sehingga pada saatnya nanti tidak mudah dijajah oleh orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
vDr. Badri
Yatim, M.A.2010.Sejarah Peradaban Islam, PT Raja Grafindo Persada:
vMuh. Said dan Junima Affan.1987.Mendidik dari Zaman ke
Zaman, Bandung: Jemmars.
vNugroho Noto
Susanto.1983.Sejarah Nasional Indonesia, Depdikbud.
vTim Sejarah.1994.Sejarah 2, Jakarta: Yudhistira.
vDra.Zuhairini,dkk.2008.Sejarah
Pendidikan Islam.Bumi Aksara:Jakarta.
vHasbulloh.2001.Sejarah Pendidikan
Islam di Indonesia.PT Raja Grafindo:Jakarta.