BAB
I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Telah kita ketahui
bahwa membicarakan masalah pendidikan dan pembelajaran tidak akan pernah
berkesudahan,karena objek materimaupun objek formannya adalah manusia yang
senantiasa berkembang secara progesif.Karakteristik yang tidak berkesudahan ini
tidak berarti gagasan-gagasan yang dilahirkan tersebut keliru atau
salah,melainkan dilahirkan untuk melengkapi pemahaman dan meluaskan cakrawala
dalam memformulasikan pendidikan dan pembelajaran yang sesuai sepanjang
hayat.Model pendidikan dan pembelajaran berbeda-beda sesuai dengan seting yang
terjadi,baik kanak-kanak,mahasiswa,kaum perempuan dan masyarakat yang
termaginalkan.Oleh sebab itu perlu ada
beberapa inovasi untuk mengoptimalkan tujuan tersebut
Pendidikan dan
pembelajaran untuk kanak-kanak (usia 4-6 tahun) yaitu usia sebelum
sekolah,patut diseting sesuai dengan karakteristik,kemampuan dan dunia mereka
yang sedang berada pada masa praoperasional,masa bermain dan sedang
mengembangkan fungsi sensorik dan motoriknya sebagai persiapan menuju
perkembangan selanjutnya[1].Anak-anak
bukan miniatur orang dewasa.Anak-anak berfikir dengan cara yang berbeda,mereka
hidup dengan prinsip moral dan etika yang berbeda dengan apa yang dianut orang
dewasa.
B.RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah
ini akan diuraiak beberapa hal:
1.
Bagaimana
urgensi pendidikan pada kanak-kanak?
2.
Apa
tujuan pendidikan kanak-kanak?
3.
Bagaimana
metode pembelajaran kanak-kanak?
4.
Apa
saja isi materi pembelajaran untuk kanak-kanak?
5.
Bagimana
model pembelajaran kanak-kanak
C.TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari
penulisan ini agar pembaca sadar dan mengerti pentingnya kesiapan dalam
melaksanakan dan menjadi pendorong dalam melakukan pendidikan untuk
kanak-kanak.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Urgensi pendidikan untuk kanak-kanak
Dunia saat ini memasuki
era globalisasi yang menjadikan terjadi permasalahan yang komplek dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang menuntut sumber daya manusia (SDM) yang
harus ditingkatkan terutama mengenai bidang keagamaan,keterampilan,kecerdasan
dan penguasaan terhadap technologi.Guna menyiapkan SDM yang berkualitas dan
unggulan tersebut diperlukan pendidikan berkelanjutan,long life education
dimulai sejak dini[2].
Pendidikan pada masa
kanak-kanak memegang peranan yang sangat penting dan sangat esensial dan
memberikan pengaruh yang dalam,yang mendasari proses pendidikan dan
perkembangan anak selanjutnya.Usia lima tahun pertama pada kanak-kanak sebagai
masa terbentuknya kepribadian dasar individu.Kepribadian orang dewasa
ditentukan oleh cara-cara pemecahan konflik antara sumber-sumber kesenangan
awal dengan tuntutan realita pada masa kanak-kanak.Pada masa ini penuh kejadian
yang penting dan unik (a highly evenfull and unique periode of life)
yang meletakan dasar bagi kehidupan seseorang dimasa dewasa[3].Pengalaman-pengalaman
belajar awal tidak akan pernah tergantikan oleh pengalaman-pengalaman belajar
berikutnya,kecuali dimodifikasi[4].
Pentingnya pendidikan
kanak-kanak,menuntut adanya pemahaman dan persiapan bagaimana model
pembelajaran yang tepat untuk menggali dan mengembangkan potensi
mereka,sehingga mereka berkembang secara optimal[5].
B.
Tujuan Pendidikan Kanak-kanak
Tujuan pendidikan anak adalah untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh,sesuai dengan norma-norma dan
nilai kehidupan yang dianut.Melalui pendidikan ini diharapkan anak dapat
mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya,yang mencakup aspek
agama,intelektual,sosial,emosi,dan fisik.Memiliki dasar-dasar kaidah yang lurus
sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan
perilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar
sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya,serta memiliki motivasi dan
sikap belajar yang positif.
Atasa landasan rumusan
tersebut,secara garis besar ada lima fungsi utama pendidikan kanak-kana;
1.
Pengembangan
potensi
2.
Penanaman
dasar-dasar aqidah dan keimanan
3.
Pembentukan
dan pembiasaan perilaku yang diharapkan
4.
Pengembangan
pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan
5.
Pengembangan
motivasi dan sikap belajar yang positif
Untuk mewujudkan fungsi
tersebut,guru perlu menciptakan suatu atmosfer mencintai anak-anak,sehingga
dapat mengembangkan semua potensi pribadi anak,baik aspek
sosial,emosional,fisik,dan intelektual.Disamping itu menciptakan atmosfer yang
tepat pada pengembangan orang tua dan kanak-kanak[6].
C.
Metode Pembelajaran Kanak-kanak
Sesuai dengan karakteristik dan tuntutan dunia anak,perlu disiapkan
metode pembelajaran yang tepat.Ketetapan dan kesesuai penggunaan metode
pembelajaran ini akan berpengaruh pada proses pembelajaran selanjutnya.Ada
beberapa hal yang perlu dipahami dan dikuasai oleh guru berkaitan dengan metode
pembelajaran ini.
1.
Anak
usia kanak-kanak lazimnya aktif dan memiliki kemampuan untuk berkreasi,maka
metode pembelajaran yang akan dikehendaki adalah “berpusat pada
anak”.Artinya,anak diberi kebebasan dan kesempatan yang luas untuk berbuat
aktif secara fisik maupun mental.Pembelajaran yang demikian akan membuat anak
senang dan gemar belajar,karena kegiatan belajar dirasakan dan dipresepsi
sebagai bagian yang terpadu dari kehidupannya.Namun perlu diingat,bahwa anak
melakukan kegiatan itu sama dengan berpikir.Dengan demikian aktifitas anak
tidak sekadar merangsang pertumbuhan fisik,tetapi juga perkembangan
mental,sosial,emosional secara menyeluruh.
2.
Anak
pada dasarnya belajar dalam situasi yang holistik dan bidang pelajaran yang
terintegrasi.Dengan alasan ini,cara pembelajaran “terpadu” dipandang cocok
untuk diterapkan pada usia anak-anak.Secara umum pembelajaran terpadu mempunyai
ciri-ciri: (1) Anak mempelajari proses maupun isi pelajaran yang berhubungan
dengan lebih dari satu bidang kurikulum pada saat yang sama,(2) Adanya tujuan
sebagi fokus dari pembelajarn, (3) Menghubungkan teori dan praktik,(4) Adanya
aktifitas yang menghubungkan proses dan isi berbagai bidang kurikulum,(5)
Didasarkan pada pendekatan inquiry ,dimana anak terlibat dalam
perencanaan,eksplorasi,serta saling tukar pengalaman dan pemahaman,(6)
Anak-anak didorong untuk bekerja dalam suasana belajar yang kooperatif dalam
merefleksi pengalaman belajar sendiri.
3.
Adanya
perbedaan secara individual anak menuntut guru untuk merancang dan
memfasilitasi sejumlah alternatif kegiatan untuk memberi kesempatan kepada anak
untuk secara spontan berinisiatif.
4.
Pembelajaran
kanak-kanak hendaknya memberi kesempatan sebanyak-banyaknya kepada anak untuk
berinteraksi dengan guru,teman sebaya,maupun obyek-obyek benda yang ada
disekitarnya.
5.
Metode
pembelajaran kanak-kanak hendaknya bersifat fleksibel,dan tidak terstruktur.Kecenderungan
anak masih didominasi oleh keinginan-keinginan atau dorongan-dorongan dari
dalam dirinya dengan kurang menghiraukan tuntutan-tuntutan dari luar dirinya.Daya
konsentrasi yang masih pendek juga menyebabkan anak sering beralih-alih dari
kegiatan satu kegiatan yang lainnya.Inilah yang menyebabkan perlunya pembelajaran
pada usia ini bersifat flexibel dan tidak terstruktur.
6.
Penerapan
bermain sebagai sarana belajar kanak-kanak merupakan hal yang perlu
diprioritaskan.Dalam bermain ini akan membuat anak-anak terlibat dalam suatu
dalam suatu aktifitas langsung yang bersifat menyenangkan (a pleasurable
hands on and playfull activity) dan bukannya sekadar membuat anak mengikuti
pelajaran yang terstruktur dari guru.Metode pembelajaran ini diperlukan agar
anak belajar secara alami dan bermakna.
Dalam pembelajaran
kanak-kanak ,perlu diterapkan beberapa prinsip dasar (1) Anak secara aktif
terlibat dalam melakukan sesuatu atau bermain dalam suasana yang menyenangkan
(2)Kegiatan pembelajaran dibangun berdasarkan pengalaman dan minat anak (3)
Mendorong terjadinya komunikasi dan belajar secara bersama dan individual (4)
Mendorong berani mengambil resiko dan belajar dari kesalahan (5) Memerhatikan
variasi perkembangan anak (6) Bersifat flexibel[7].
D.
Materi Pembelajaran Kanak-kanak
Mengingat anak usia kanak-kanak ini belajar dalam situasi yang
holistik dan terkait dengan kehidupan sehari-hari,maka materi pembelajaran
harus relevan dengan karakteristik dan kebutuhannya.Materi yang cocok untuk
anak-anak adalah : konkret sesuai dengan dunia kehidupan anak,terkait dengan
situasi pengalaman langsung,atraktif dan berwarna,mengundang rasa ingin tahu
anak,bermanfaat dan terkait dengan aktifitas bermain anak[8].
E.
Model Pembelajaran Kanak-kanak
Anak
akan belajar dengan baik dan bermakna, jika: (1) anak merasa aman secara
psikologis serta kebutuhan fisiknya terpenuhi,(2) anak mengkontruksi pengetahuan,(3)
anak belajar melalui interaksi sosial dengan orang dewasa dan anak-anak
lainya,(4) anak belajar melalui bermain,(5) minat dan kebutuhan anak untuk
mengetahui (keinginan tahu) terpenuhi,(6) unsur variasi individual anak
diperhatikan.Searah dengan karakteristik dan dunia kehidupan kanak-kanak,maka
model pembelajaran yang sesuai adalah berceria dan bernyanyi[9].
Bermain sebagai suatu kegiatan yang
bersifat voluntir,spontan,terfokus pada proses,memberi ganjaran secara
intrinsik,menyenangkan,aktif dan flexibel[10].Bermain
bagi anak merupakan suatu aktifitas mengasikan.Melalui aktifitas bermain
berbagai keinginannya menjadi terwujud.Bermain adalah aktifitas yang dipilih
sendiri oleh anak,karenan menyenangkan bukan karenan memperoleh pujian atau
hadiah.Bermain adalah salah satu alat utama yang menjadi latihan untuk
pertumbuhannya.Bermain adalah medium anak untuk mencoba diri,dengan berfantasi
secara benar dan aktif.
Ada beberapa ciri bermain
Ø Bermain sifatnya sukarela.Ini berarti bermain dilakukan anak sesuai
dengan keinginan dan kemauan anak.
Ø Bermain bersifat spontan.Artinya,aktifitas bermain dilakukan tanpa
rencana sebelumnya, dan dilakukan disaat anak mau melakukanya.
Ø Aktifitas bermain terarah pada proses bukan hasil.Artinya,yang
menjadi tujuan utama bermain adalah peristiwa atau aktifitas bermain itu
sendiri,bukan hasilnya.
Ø Aktifitas bermain memiliki intrinsic rewards .Artinya, anak
yang bermain akan senang dan bahagia,disaat ia dapat melakukan apa yang ingin
ia lakukan.Anak tidak mengharap hadiah,tetapi karena bermain menyenangkan.
Ø Aktifitas bermain dapat memberikan suasana afeksi yang menyenangkan
selama anak melakukannya.
Ø Ada keterlibatan aktif pada semua anak dalam aktifitas
bermain,Artinya dalam aktifitas bermain,semua anak terlibat secara aktif dalam
melakukannya.
Ø Aktifitas bermain bersifat flexibel dan choicefull .Artinya,anak yang bermain memiliki kesempatan
yang bebas memilih permainan apapun yang diingainkan[11].
Dalam hubungannya dengan
perkembangan anak,bermain dapat memberikan kontribusi positif terhadap hampir
semua aspek perkembangan.Bermain memungkinkan anak untuk membangun suatu
pengetahuan baru,mengembangkan ketrampilan sosial,mengembangkan kecakapan untuk
mengatasi kesulitan,mengembangkan rasa memiliki kemampuan dan dapat
mengembangkan keterampilan-keterampilan motorik.Bermain membantu anak dalam
mengembangkan banyak aspek fundamental dari perkembangan fisik,intelektual,sosial,dan
emosiaonal[12].
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dalam pembelajaran kanak-kanak ,perlu diterapkan beberapa prinsip
dasar (1) Anak secara aktif terlibat dalam melakukan sesuatu atau bermain dalam
suasana yang menyenangkan (2)Kegiatan pembelajaran dibangun berdasarkan
pengalaman dan minat anak (3) Mendorong terjadinya komunikasi dan belajar
secara bersama dan individual (4) Mendorong berani mengambil resiko dan belajar
dari kesalahan (5) Memerhatikan variasi perkembangan anak (6) Bersifat
flexibel.
Dalam hubungannya dengan perkembangan
anak,bermain dapat memberikan kontribusi positif terhadap hampir semua aspek
perkembangan.
B.
SARAN
Anak-anak bukan miniatur orang dewasa,oleh karena itu dalam
mendidik anak harus berbeda dengan mendidik seseorang yang sudah dewasa.Apa
yang anak-anak pikirkan berbeda dengan orang dewasa.Maka kita harus bersikap
bijak sana terhadap anak dan akan akan merasa nyaman maka dialah yang dimintai
pertolongan dalam segala hal.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Dr.
Eti Nurhayati,M.Si.2011.Psikologi Pendidikan Inovatif.Pustaka
Pelajar:Yogyakarta.
2.
Prof.Dr.H.Djaali.2008.Psikologi
Pendidikan.PT. Bumi Aksara:Jakarta.
3.
Drs.Tohirin,M.S,,,M.Pd.2005.Psikologi
Pembelajaran Agama Islam.PT.Raja Grafindo:Jakarta.
[1]
Piaget(1969)
[2]
Pendidikan sepanjang hayat
[3] Freud
(Santrok &Yusen,1992;Solehudin,2000)
[4]
Fernie(1988)
[5] Dr.Eti
Nurhayati,M.Si.Psikologi Pendidikan Inovatif.hal.4
[6] Todd dan
Heffernaan,1966 hal 19
[7] Ibid hal
6
[8] Ibid
hal.6
[9]
Bredekamp dan Rosegrant (1992)
[10]
Solehuddin (2000)
[11]
Semiawan (2003:16-17)
[12] Bermain
menurut Schickedanz et.al.(1999)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar