Selasa, 15 Januari 2013


BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG
            Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filusuf-filusuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih ‘mencari Tuhan’, dalam filsafat Islam justru Tuhan ‘sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak dibahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena sebagaimana kita ketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.
B.RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal diantaranya;
1.Pengertian Filsafat Islam
2.Hakekat dan Obyek Filsafat Islam
3.Metode Filsafat Islam
4.Metode Pembuktian Kebenaran
C.TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Study Islam.
           






BAB II
PEMBAHASAN

A.PENGERTIAN
            Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani (philosopia) yang berarti cinta kebijaksanaan.Dalam islam filsafat biasanya disebut dengan hikmah,hakim dalam konteks filsafat.Ahli filsafat biasanya dikenal dengan nama filosof.
            Secara terminologi filsafat diartikan dengan beraneka ragam definisi.Al Farabi mendefinisikan filsafat adalah al ilmu bil maujudat bimahiya maujudah (mengetahui semua ada karena ada).Ada juga yang mendefinisikan filsafat sebagai ilmu almaujudati bid’illal al baidah (ilmu tentang wujud melalui sebab-sebanya yang jauh),yakni pengetahuan yang yakin akan sampai kepada sebab-sebab tertentu.
            Filsafat islam bukanlah jiplakan dari filsafat yunani karena filsafat muslim pertama-tama dan secara kusus menggarap masalah-masalah yang berasal dari dan mempunyai relevansi bagi umat islam.Jadi,filsafat islam adalah filsafat yang ditulis dalam dunia islam,baik penulisnya orang muslim,kristen ataupun yahudi.
B.HAKEKAT DAN OBYEK FILSAFAT ISLAM
            Filsafat islam dapat diartikan sebagai kegiatan pemikiran yang bercorak islami.Hakekat filsafat islam menurut Dr.Musa Asy’arie adalah akal dan alqur’an.Akal yang memungkinkan aktifitas itu menjadi aktifitas kefilsafatan dan Alqur’an yang menjadi ciri keislamannya.Akal sebagai subyek berfungsi untuk memecahkan masalah,Sedangkan Alqur’an memberikan wawasan moralitas atas pemecahan masalah yang diambil oleh akal.Dalam hubungan ini,obyek kajian filsafat islam dalam tema besar adalah Tuhan,alam,manusia dan kebudayaan.
            Dengan demikian menggunakan alqur’an dan akal artinya berfikir dan berdzikir ,Yaitu berfikir tentang ciptaan Alloh SWT dan berdzikir tentang kekuasaan Alloh SWT.Berfikir tentang Alloh SWT melahirkan kebudayaan yang sifatnya relatif,sedangkan berdzikir kepada Alloh SWT adalah pengakuan bahwa yang mutlak hanya Alloh SWT sendiri.

C.METODE FILSAFAT ISLAM
            Dalam dunia filsafat islam ada beberapa teori kebenaran yaitu;
1.Empirisme
            Menurut teori empirisme ini penerapan inderawi merupakan satu-satunya sumber kebenaran.Muhammmad Iqbal berpendapat bahwa pengetahuan empiris merupakan salah satu bentuk pengetahuan yang ditekankan dan diakui oleh alqu’an dalam rangka mencari pengetahuan.
            Banyak ayat yang mengindikasikan pengakuan alqur’an terhadap pengetahuan indrawi seperti dalam surat albaqoroh;164
(sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi,silih bergantinya malam dan siang,bahtera yang berlayar dilautanmembawa apa yang berguna bagi manusia dan bagi yang diturunkan dari langit berupa air,lalu dengan air itu kami hidupkan bumi sesudah mati (kering)nya dan Dia sebarkan dibumi itu segal jenis hewan dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi,Sungguh (terdapat) tanda-tanda kekuasaan Alloh SWT bagi kaum yang berfikir).
2.Rasionalisme
            Rasionalisme adalah pandangan yang mengatakan bahwa kita mengetahui apa yang kita pikirkan dan bahwa akal mempunyai kemampuan untuk mengungkapkan kebenaran dengan dirinya sendiri atau bahwa pengetahuan itu diperoleh dengan membanding-bandingkan antara ide dengan ide.
            Dalam hal ini Ibnu Khaldun mengajukan teorinya mengenai akal sebagai sumber  pengetahuan yaitu bahwa;
(manusia memahami keadaan diluar dirinya dengan kekuatan pemahaman melalui penalaran pikirannya (akalnya) yang ada dibalik panca indera.Dengan bakat pengetahuan yang dimilikinya manusia pertama dapat mengungguli malaikat,sehimgga malaikat tunduk dan hormat kepadanya).QS.AL BAQOROH ;30-33).
3.Irrasionalisme
            Menurut teori ini sumber pengetahuan adalah intuisi/pemahaman langsung tentang pengetahuan yang tidak merupakan hasil pemikiran yang sadar / pesepsi indra yang langsung.
            Berkaitan dengan intuisi ini Bergson mempunyai asumsi bahwa intuisi mempunyai logika sendiri disamping otak logika akalnya.Intuisi menurutnya adalah semacam “simpati intelek” dan dengan perantaranya orang bisa bertindak ke dalam inti suatu benda.
            Al Khazali juga berpendapat bahwa kemampuan  kita untuk mengetahui ada di dalam ruh.Dalam kaitanya dengan pengetahuan intuitif ini menyatakan bahwa bentuk kebenaran maupun pengetahuan diberika oleh Tuhan kepada yang beriman melalui hatinya.(Dan barang siapa yang beriman kepada Alloh,niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.Dan Alloh Maha Mengetahui segala sesuatu).QS.ATTAGHOBUN;11.
D.METODE PEMBUKTIAN KEBENARAN
            Sebagiamana telah diuraikan diatas tujuan filsafat islam tidak lain adalah untuk menemukan kebenaran.Menurut Ibnu Rush (1969;54) ilmu yang benar merupakan tujuan utama syari’at disamping amal yang benar.Ada 3 metode menurut Ibnu Rusd yaitu;
1.Metode Retorika (al kitabiyah)
2.Metode Dialektif (al jadaliyah)
3.Metode Demontrasi (al burganiyah)
            Sesuai dengan tingkat kemampuannya secara umum dibagi menjadi 3 golongan;
1.Mereka yang sama sekali bukan ahli takwil,yitu orang yanga berfikir retorik,yang merupakan mayoritas manusia.Tidak ada seorangpun yang berakal sehat kecuali dari kelompokmmanusia dengan kriteria berkemampuan melakukan pembuktian secara retorik (khitabi).
2.Kelompok yang termasuk ahli dalam takwil dialektrik.Mereka ini secara alamiah maupun karena latihan filsafat mampu berfikir secara diaktrik (jadali).
3.Kelompok yang termasuk ahli dan melakukan takwil yakini.Mereka itu secara alamiah maupun latihan filsafat ,sehingga mampu berfikir secara demonstratif.
Dengan demikian metode pembuktian kebenaran secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu;
1.Metode pembuktian yang secara umum dikonsumsikan bagi sekelompok besar manusia (orang awam)sebagai sarana untuk menerima kebenaran.
2.Metode pembuktian yang secara spesifik dikonsumsikan bagi sekelompok kecil manusia.
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN
            Filsafat islam dapat diartikan sebagai kegiatan pemikiran yang bercorak islami.Hakekat filsafat islam menurut Dr.Musa Asy’arie adalah akal dan alqur’an.Akal yang memungkinkan aktifitas itu menjadi aktifitas kefilsafatan dan Alqur’an yang menjadi ciri keislamannya.Akal sebagai subyek berfungsi untuk memecahkan masalah,Sedangkan Alqur’an memberikan wawasan moralitas atas pemecahan masalah yang diambil oleh akal.Dalam hubungan ini,obyek kajian filsafat islam dalam tema besar adalah Tuhan,alam,manusia dan kebudayaan.
            Dengan demikian menggunakan alqur’an dan akal artinya berfikir dan berdzikir ,Yaitu berfikir tentang ciptaan Alloh SWT dan berdzikir tentang kekuasaan Alloh SWT.Berfikir tentang Alloh SWT melahirkan kebudayaan yang sifatnya relatif,sedangkan berdzikir kepada Alloh SWT adalah pengakuan bahwa yang mutlak hanya Alloh SWT sendiri.
B.SARAN
            Para filusuf tidak dengan mudahnya menarik kesimpulan tentang filsafat,semangat untuk mengkaji ilmu pengetahuan tiada henti hingga ajal menjemputnya.Jiwa filusuf muslim terdahulu patut ditiru oleh generasi penerus bangsa dan penegak agama islam zaman sekarang.
            Marilah kita senantiasa bersemangat dalam mengkaji ilmu-ilmu Alloh,karena barang siapa yang mau bahagia di dunia yaitu dengan ilmu,barang siapa yang mau bahagia di akhirat yaitu dengan imu dan barang siapa yang ingin bahagia dunia akhirat yaitu dengan ilmu jua.





DAFTAR PUSTAKA

1.Prof.DR.H.M.Amin Syukur.M.A,dkk.1988.Metodologi Study Islam.Semarang:Gunung jati.
2.DR.Akhmad Hatta, MA.2011.Tafsir Qur’an Perkata.Jakarta:Maghfiroh Pustaka.
3.www.Filsafatislam.com
4.Olver leaman.1989.Pengantar Filsafat Islam.Jakarta:Rajawali Pers.
5.Hanafi,Ahmad.1996.Pengantar Filsafat Islam.Jakarta:Bulan bintang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar